Istilah doppelganger, atau biasa ditulis sebagai doppleganger dan doppelgaenger, berasal bahasa jerman yang merupakan gabungan dari kata doppel (double) dan ganger (walker). Term ini digunakan untuk mendeskripsikan sesosok hantu yang berpenampilan sangat mirip dengan seseorang, namun lebih sering dikaitkan dengan kembaran jahat milik setiap individu. Istilah doppelganger juga dipakai untuk menggambarkan kejadian dimana seseorang melihat diri sendiri dalam wujud nyata dan bukan refleksi. Beberapa mitologi memiliki banyak cerita tentang mahluk tersebut. Contohnya adalah vardoger yang terdapat dalam mitologi bangsa Norse, hantu yang sifatnya sama dengan doppelganger dimana mahluk tersebut mengambil rupa serta mempunyai gerak-gerik sama persis dengan orang yang ditirunya.
Refleksi jadi ciri utama untuk membedakan manusia asli dengan doppelganger, dimana si kembaran palsu biasanya digambarkan tidak memiliki pantulan dicermin atau air. Para doppelganger biasanya memberikan saran atau nasihat pada orang yang ditirunya tapi berupa arahan yang sesat. Mereka juga bisa menciptakan ide dan menyalurkan pada korban atau kerabat orang yang ditiru dengan tujuan untuk membuat mereka binggung. Dalam beberapa kasus, orang yang melihat kembaran mistisnya sendiri (meski sekali saja) maka ia akan terus dihantui oleh sosok tersebut. Kejadian melihat doppelganger juga biasa diartikan sebagai pertanda buruk. Jika yang melihat doppleganger adalah kerabat atau teman maka itu merupakan pertanda bahwa orang yang ditirunya akan menderita sakit atau terancam bahaya. Jika orang melihat doppelganger -nya sendiri, itu adalah pertanda bahwa ia akan mati dalam waktu dekat. Pasalnya, doppelganger dikenal sering membawa halburuk dan berkomunikasi dengan mereka merupakan tindakan nekat!!
Doppelganger Dalam Karya Fiksi
Doppelganger muncul dengan banyak variasi dalam berbagai karya fiksi, mulai dari novel The Double, Season of Migration dan The North karya Fyodor Dostoyevsky, sampai Invisibel Man karya Ralph Ellison. Dalam kemasan paling sederhana, doppelganger adalah kasus dimana terdapat kesalahpahaman akan identitas seseorang. Dalam novel Twelft Night dan A Tale o Two Cities misalnya, doppelganger bukan digambarkan seperti hantu melainkan kerabat yang memiliki wajah yang betul-betul identik, atau orang yang secara kebetulan memiliki wajah sama walau tidak memiliki hubungan darah. Sementara dalam cerita berbau mistis, doppelganger pada umumnya memiliki sifat yang jahat. Si kembaran akan melakukan kejahatan lalu melarikan diri, sehingga si orang asli akan tertimpa tuduhan kejahatan yang tidak dilakukanya. Ada pula cerita yang mengisahkan si doppelganger sampai berusaha untuk membunuh kembaranya agar bisa eksis dengan sempurna.
Versi lain dari doppelganger dalam dunia fiksi adalah shapeshifter, mahluk yang dapat mengubah diri menjadi siapa saja. Ada juga yang menceritakan bahwa shapeshifter ialah suatu ras anomali yang memiliki kemampuan meniru yang luar biasa. Beragam karya literatur bernuansa science fiction mencoba menjelaskan fenomena doppelganger dengan banyak cara yang terasa lebih logis. Seperti mengkaitkanya dengan cloning, keberadaan ganda akibat time travel atau parrallel universe. Dengan kata lain, doppelganger sebetulnya bukan sosok mistis melainkan 2 orang yang sama tetapi berasal dari dimensi waktu atau dunia yang beda.
Penampakan Doppelganger Dalam Sejarah
Kasus Emilie Sagee adalah salah satu laporan kemunculan doppelganger paling fenomenal karena disaksikan oleh 10 orang lebih. Laporan ini ditulis oleh Robert Dale Owen dengan narasumber Julie von Guldenstubbe, seorang keturunan aristocrat Latvian. Diceritakan bahwa pada tahun 1845, Von Guldenstubbe yang saat itu berumur 13 tahun bersama murid-murid lainnya yang berjumlah antara 13 sampai 42 orang, menyaksikan gurunya yang bernama Emilie Sagee muncul tengah hari di sekolahnya, Pensionat von Neuwelcke. Padahal saat itu sang guru harusnya tengah terbaring karena sakit keras!! Beberapa aksi kembaran sagee yang dilaporkan adalah:
. Meniru cara menulis dan makan namun tidak memegang apapun di tanganya.
. Muncul dengan tampilan sangat sehat sementara sagee sedang sakit parah.
. Muncul dengan tubuh lengkap namun tidak dapat disentuh. Salah seorang murid yang
mencoba menyentuhnya malah berjalan tembus melewati tubuh si doppelganger.
Sosok-sosok doppelganger, selain muncul di tengah masyarakat biasa, juga pernah menghampiri orang-orang besar dalam sejarah. Dalam dua versi biografi, Abraham Lincoln pun pernah melihat kembaran dirinya sendiri. Misalnya dalam versi Carl Sanburg dimana setelah di terjemahkan, tertulis:
Sebuah mimpi aneh atau ilusi menghantui Lincoln di sebuah musim dingin. Pada suatu malam melewati masa pemilu, LIncoln merebahkan dirinya di sebuah sofa dirumahnya, tidak lama setelah sebuah telegram tertanggal 6 November mengabarkan terpilihnya ia sebagai Presiden. Saat beristirahat, Lincoln memandang sebuah cermin yang berada di sebrangnya lalu melihat dirinya sendiri, tapi dengan dua wajah.
Hal tersebut menggangunya, lalu ketika ia bangun, bayangan tersebut menghilang; namun muncul lagi ketika Lincoln kembali merebahkan diri. Sama, dua wajah, dimana yang satu lebih pucat dari yang lain. Lincoln bangun lagi, masih tenggelam dalam sensasi memenangkan pemilu, melupakan sejenak si bayangan. Tapi fenomena penampakan ganda dirinya terus muncul dan menghantui dirinya. Lincoln memberi tahu istrinya mengenai hal tersebut.
Beberapa hari setelahnya Lincoln mencoba melihat kembali, bayangan dengan dua wajahnya muncul untuk terakhir kalinya. Setelah momen itu, sosok bayangan kembar misterius tidak pernah muncul kembali. Lincoln kembali bercerita pada istrinya bahwa ia merasa penampakan tersebut adalah pertanda bahwa ia akan kembali dipilih di pemilu kedua, namun wajah yang pucat menandakan bahwa ia tidak akan hidup lama dalam jangka memimpin keduanya.
Apakah sebenarnya sebenarnya bayangan yang dilihat Lincoln adalah doppelganger, hal tersebut masih disangsikan. Sanggahan lainya untuk kasus ini adalah bahwa Lincoln menderita vertical strabismus di mata kirinya, sebuah kelainan yang dapat mengaburkan tampilan objek vertikal.
Investigasi Sains, Psikologis dan Filosofis
Pada bulan september 2006 dilaporkan bahwa Shahar Arzy dan beberapa rekannya dari University Hospital, Geneva, Switzerland, telah menemukan penyebab fenomena doppelganger dengan jalan menstimulasi otak pasien dengan gelombang elektromanetik. Ia mengaplikasikan stimulasi elektris pada bagian cabang otak temporoparietal sebelah kiri kepada seorang pasien wanita yang diminta berbaring. Si pasien merasakan kehadiran orang lain di extrapersonal space. Tidak seperti penderita epilepsi yang memang banyak dirawat di tempat tersebut, pasien wanita tersebut benar-benar sehat. kembaranya itu digambarkan si pasien memiliki tampilan lebih muda, tidak jelas laki-laki atau perempuan, tidak bergerak, dengan postur tubuh yang mirip dengan dirinya. Orang itu berada tepat di belakangnya , bahkan hampir menyentuh dirinya!! Stimulasi elektris kedua diaplikasikan dengan tingkat intensitas yang lebih tinggi dimana posisi pasien tetap berbaring dengan tangan yang diikat. Kali ini si pasien merasakan kehadiran seorang pria yang memegang tanganya erat-erat!! Terakhir, dalam posisi duduk, stimulasi elektris kembali dilakukan ketika si pasien diminta untuk menyelesaikan serangkaian tes bahasa dengan satu set kartu. Si pasien merasakan kehadiran orang lain yang duduk dibelakangnya dan meminta dirinya untuk tidak membaca!!
Arzy menyimpulkan bahwa ketika bagian cabang temporoparietal terganggu maka sensasi kehadiran orang lain yang serupa dengan si penderita akan muncul. Ia memaparkan bahwa fenomena doppelganger dapat dipicu oleh kelainan mental seperti schizophrenia, yang berkelanjutan dengan paranoia dan delusi. Singkatnya, fenomena doppelganger mungkin disebabkan oleh adanya gangguan pada cabang temporoparietal di sebelah kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar